Sabtu, 28 September 2019
PRODUKSI DAN FUNGSI BIAYA DALAM PENDIDIKAN
TUGAS INDIVIDU
PRODUKSI DAN FUNGSI BIAYA DALAM PENDIDIKAN
MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU DAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
DOSEN : Prof, Dr.Hj.Makhdalena, SE, M.Si, Ak,Ca
Di
susun Oleh :
BASUKI
1910246930
SEMESTER
1
PROGRAM PASCASARJANA S2
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2019
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Dalam upaya membentuk sumber daya
manusia yang produktif, maka sistem pendidikan, struktur kurikulum, serta jenis
pendidikan diatur kembali selanjutnya biaya pendidikan ditingkatkan,
sesuai dengan prinsip produksi dalam dunia pendidikan dapat digunakan untuk
mendapatkan meningkatkan kualitas dan juga mendasari penentuan maju mundurnya
suatu sekolah, perilaku konsumen ditentukan oleh kualitas pendidikan yang
dimiliki. Dalam hal ini keputusan yang diambil oleh seorang konsumen dalam
menentukan pilihan atas alternatif tersebut. Produsen mencoba memaksimumkan
produksi yang bisa dicapai dengan mengelola
biaya pendidikan dengan maksimum sehingga biaya produksi tidak mengalami
kekurangan dana.
Biaya pendidikan ditentukan oleh
berbagai faktor, antara lain: besar kecilnya sebuah institusi pendidikan,
jumlah siswa, tingkat gaji guru atau dosen yang disebabkan oleh bidang keahlian
atau tingkat pendidikan, ratio siswa berbanding guru/dosen, kualifikasi guru,
tingkat pertumbuhan penduduk (khususnya di negara berkembang), perubahan
kebijakan dari penggajian/pendapatan (revenue theory of cost).
Sumber pembiayaan perguruan tinggi
atau sekolah pada umumnya dibedakan menjadi dua, yaitu (a) pembiayaan yang umumnya
saat ini dijalankan, dan (b) pembiayaan yang diharapkan setelah otonomi
pendidikan.
PEMBAHASAN
Fungsi Produksi dalam
Pendidikan
Fungsi produksi dalam pendidikan, adalah hubungan antara output dan
input, di mana ada tiga bagian yaitu:
1.
Fungsi Produksi Administator; yang
dipandang input adalah segala sesuatu yang menjadi wahana dan proses dalam
pendidikan, input pendidikan
meliputi:
- Prasarana dan sarana
belajar, termasuk ruangan kelas dapat diuangkan, artinya bahwa perhitungan luas dan kualitas bangunan
- Perlengkapan belajar di
sekolah seperti media, alat peraga juga dihitung harganya
- Buku-buku pelajaran,
dan bentuk
material lainnya seperti film, disket dan sebagainya.
- Barang-barang yang
habis dipakai seperti zat kimia dilaboratorium dan sebagainya.
- Waktu guru bekerja, dan perangkat pegawai
administrasi dalam memproses peserta didik harus dibeli dan dibayar.
Kelima jenis input di atas sesudah dinilai dalam bentuk uang kemudian
dijumlahkan.
Sementara
itu yang dipandang sebagai output adalah berbagai bentuk layanan dalam
memproses peserta didik seperti menghitung SKS dan lamanya peserta didik dalam
belajar.
2.
Fungsi Produksi Dalam Psikologi; adalah sama dengan input fungsi produksi administrator akan tetapi
outputnya berbeda. Hasil output yang ada pada fungsi ini adalah hasil belajar
siswa yang mencakup; peningkatan kepribadian, pengarahan dan pembentukan sikap,
penguatan kemauan, penambahan pengetahuan, ilmu dan teknologi, penajaman
pikiran, dan peningkatan estetika (keindahan) serta keterampilan.
Suatu lembaga pendidikan dipandang berhasil dari segi fungsi produksi
psikologi, kalau harga inputnya sama atau lebih kecil daripada harga outputnya.
Indikator harga hanya dapat dicari dalam bentuk manfaatnya lulusan dimasyarakat
serta kecocokannya dengan norma dan kondisi masyarakat.
3.
Fungsi Produksi Ekonomi; sebagai
inputnya adalah semus biaya pendidikan
seperti pada input fungsi produksi admnistrator, semua uang yang dikeluarkan untuk keperluan pendidikan yaitu uang saku,
membeli buku dan sebagainya selama masa belajar dan uang yang mungkin diperoleh
lewat bekerja selama belajar atau kuliah, tetapi tidak didapat sebab
waktu tersebut dipakai untuk belajar atau kuliah. Sementara yang mrenjadi outputnya adalah tambahan penghasilan peserta didik kalau sudah tamat dan
bekerja, manakala orang ini sudah bekerja sebelum
belajar atau kuliah. Dan apabila ia belum pernah bekerja yang menjadi
outputnya adalah gaji yang diterima setelah tamat dan bekerja.
Dalam menghitung harga-harga produksi ekonomi ada berbagai kesulitan yang menghadang yaitu:
·
Jika peserta didik tamat, belum tentu ia segera bekerja,
·
Selama menunggu untuk mendapatkan pekerjaannya maka ia memutuskan untuk
bekerja seadanya
dengan penhasilan yang tidak tetap.
·
Kalaupun lulusan membuat
usaha sendiri dengan modal seadanya, penghasilan tiap bulan tidak mungkin
tertatur.
·
Kalaupun lulusan bisa bekerja dengan
penghasilan tetap tiap bulan sangat
mungkin dia mencari tambahan penhasilan diluar
untuk meningkatkan nafkahnya.
·
Bila bekerja disektor swasta, pengasilannya sulit dihitung sebab
upah atau gaji perusahaan bervariasi.
·
Kalaupun lulusan ini bisa bekerja dengan penghasilan tiap bulan maka dia
mencari tambahan diluar untuk meningkatkan nafkahnya.
Dengan demikian fungsi produksi ekonomi akan bisa
diaplikasikan dengan baik jika ada jaminan bahwa peserta didik segera bekerja
setelah lulus sebagai Pegawai dengan gaji yang cukup sehingga tidak mencari
tambahan pekerjaan diluar. Fungsi
produksi ekonomi bertalian erat dengan
marketing didunia pendidikan. Dalam hal
ini Keuntungan marketing adalah a).
Meningkatnya misi pendidikan secara sukses dan terselenggara dengan baik,
sebab diisi dengan program yang baik, b). Kepuasan masyarakat ditingkatkan, c). Meningkatkan daya tarik terhadap petugas, peserta didik, dana donatur, d).
Meningkatkan keefesiensi dan kegiatan pemasaran. Akan tetapi dalam marketing
juga terdapat kelemahan adalah
a). Ada kecederungan lembaga pendidikan selalu
dijadikan usaha dagang
untuk mendapatkan keuntungan, b). idealisme
pendidikan cenderung diabaikan.
Menurut Mutrofin (1996)
dalam Pidarta (2007:254), menyatakan
bahwa negara-negara maju hubungannya antara pendidikan dengan pembangunan
ekonomi sangatlah jelas, dimana sistem pendidikan diorientasikan kepada
kebutuhan ekonomi yang didasari pada teknologi tinggi, fleksibelitas dan
mobilitas angkatan kerja. Dalam masa pembangunan dinegara kita sekarang ini
pengembangan ekonomi mendapat tempat strategis, dengan munculnya Link and
Match, kebijaksanaan ini meminta dunia pendidikan menyiapkan tenaga-tenaga
kerja yang sesuai dengan pasaran kerja, mencakup mutu, dan jumlah serta
jenisnya.
Biaya-biaya
produksi dan fungsinya
Biaya adalah
semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah
terjadi maupun yang akan terjadi.
Biaya
tetap adalah pengeluaran bisnis yang tidak bergantung pada tingkat barang atau
jasa yang dihasilkan oleh bisnis tersebut[1] Pengeluaran ini berkaitan dengan waktu, seperti gaji
atau beban sewa yang dibayar setiap bulan, dan sering disebut sebagai
pengeluaran tambahan.
Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan
aktivitas bisnis. Biaya variabel adalah jumlah biaya marjinal terhadap semua
unit yang diproduksi. Hal ini juga dapat dianggap biaya normal. Biaya tetap dan
biaya variabel membentuk dua komponen dari total biaya. Biaya langsung,
bagaimanapun, adalah biaya yang dapat dengan mudah dikaitkan dengan objek biaya
tertentu.
Biaya total adalah keseluruhan jumlah biaya produksi yang akan dikeluarkan.
Biaya total didapat dari penjumlahan biaya tetap total dan biaya berubah total
.
Biaya marginal adalah kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk
menambah produksi sebanyak satu unit.
Efesiensi dan Efektivitas Dana Pendidikan
Penggunaan
dana pendidikan disebut efisien apabila dana
yang digunakan sesuai atau lebih kecil dari pada yang telah
direncanakan dan menghasilkan layanan layanan serta produksi
pendidikan yang sama atau melebihi rencana semula. Adapaun faktor utama dalam
menentukan tingkat keefesienannya adalah penggunaan uang, proses kegiatan dalam
pendidikan, dan hasil kegiatan yang telah
dilakukan. Sedangkan penggunaan
dana disebut efektif apabila dengan dana tersebut tujuan
pendidikan yang telah direncanakan semula dapat dicapai
dengan kuantitas dan kualitas yang sama atau melebihi dari yang
direncanakan.
Analisis
Biaya Pendidikan
Terdapat berbagai tipe analisis biaya yang relevan untuk diterapkan dalam
bidang pendidikan, antara lain: cost-benefit analysis, study the determinants
of educational costs, study economies of scale dalam aplikasi
teknologi pendidikan baru, dan studi analisa biaya pembangunan sekolah. Guna cost
analysis dalam perencanaan pendidikan adalah untuk:
• Menguji economic feasibility dari suatu
rencana ekspansi, proposal, atau target
• Memprediksi tingkat biaya pendidikan dimasa
datang
• Memperkirakan biaya berbagai kebijakan dan
reformasi atau inovasi pendidikan
• Membandingkan keuntungan berbagai alternatif
proyek
• Meningkatkan efisiensi utilisasi sumber daya
Cost analysis ini penting dipelajari oleh
perencana pendidikan karena semakin tingginya tekanan dari para pengambil
kebijakan dalam hal pengurangan biaya dan peningkatan efisiensi. Dalam hal
pembiayaan pendidikan ini, Fattah (2001) menjelaskan bahwa biaya yang rendah
berpengaruh terhadap kualitas pendidikan di Sekolah Dasar dan proses
belajar-mengajar serta kualitas outcomes yang dihasilkan. Artinya ada
korelasi yang positif antara besarnya biaya pendidikan tehadap peningkatan mutu
pendidikan di Sekolah Dasar. Oleh karena itu perencana pendidikan harus
menggunakan sebaik mungkin sumber daya yang tersedia, mengawasi sumber daya
yang ada terhadap permintaan atas sumber daya tersebut, dan men-support setiap
argumen dengan analisa kuantitatif dengan menggunakan bantuan cost analysis
ini.
Ada beberapa cara dalam mengidentifikasikan dan mengukur biaya pendidikan
yang terkait dengan hubungan antara input dan output dalam pendidikan (M. Woodhall,
1987).
1. Biaya
Uang vs Biaya Oportunitas
Input dari pendidikan dapat diukur dalam bentuk uang, dan dapat juga diukur
dari seluruh dari sumber daya rill yang digunakan dalam proses pendidikan
(waktu guru/ dosen, waktu murid, waktu staf, buku, material, peralatan, gedung).
Meskipun tidak dapat diukur secara langsung dengan uang, tetapi sumber daya ini
memiliki nilai karena dapat digunakan dibidang lainnya, sehingga dinamakan “opportunity
costs”.
Konsep opportunity costs lebih luas daripada konsep money costs/expenditure,
karena tidak hanya mencakup uang saja, tapi pada sumber daya rill yang direpresentasikan
dengan pengeluaran uang walaupun tidak dibeli/dijual. Contoh seperti:
• Nilai
waktu guru/dosen yang dapat disamakan dengan sejumlah gaji
• Waktu
siswa masuk sekolah yang dapat disamakan apabila dia mendapatkan pekerjaan
• Sukarelawan yang tidak
dibayar tapi memiliki alternative penggunaan yang lain, sehingga memiliki economic
value dan opportunity costs
• Nilai tanah atau bahan
mentah hasil hibah Opportunity costs dari pendidikan dapat diukur sebagai
biaya kepada individu (private costs) seperti biaya pendidikan, buku,
dan peralatan dan biaya kepada masyarakat (social cost) seperti biaya
gaji guru dan staf, buku, peralatan, bahan mentah, gedung.
Kebanyakan analisis biaya pendidikan dikonsentrasikan kepada pengeluaran
uang daripada opportunity costs, padahal keduanya sama pentingnya. Beberapa
analysis biaya, seperti costs benefit analysis, menggunakan biaya
opportunitas daripada biaya uang.
2. Biaya
Modal vs Biaya Operasional/Rutin
Biaya operasional meliputi semua pengeluaran pada barang-barang konsumtif
seperti buku, stationery, bahan bakar, dan jasa lainnya yang dapat
membawa benefit dalam jangka menengah atau pendek.
Capital costs atau expenditure meliputi
pembelian durable assets seperti gedung atau perlengkapan yang diharapkan
memberikan keuntungan untuk jangka panjang. Pembelian barang-barang capital/modal
ini dapat dikatakan sebagai suatu investasi. Baik current maupun capital
expenditure dapat diukur secara actual atau current prices atau
dalam tingkat harga yang konstan/constant purchasing power.
Analysis biaya ini sebagai “elemental costs analysis” sukses
diaplikasikan pada pendidikan yang menghasilkan pengurangan biaya, karena
membanding bangunan-bangunan yang menggunakan material yang berbeda, teknik
pembangunan berbeda untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya
pembanguan gedungbaru.
3. Biaya
Rata-rata (AC) dan Biaya Marjinal (MC)
Analisis biaya berkaitan dengan total biaya pendidikan atau dengan unit costs
(biaya permurid). Ada dua cara untuk menghitung unit costs:
• Biaya rata-rata per murid, yaitu biaya
keseluruhan dibagi jumlah murid yang mendaftar di suatu sekolah/ suatu level.
• Biaya rata-rata per lulusan adalah biaya total
keseluruhan dibagi jumlah lulusan
Untuk menunjukan hubungan antara biaya-biaya dengan output atau skala
operasional suatu usaha dan melihat keterkaitannya dengan biaya total (TC),
biaya rata-rata (AC) dan biaya marjinal (MC) adalah dengan memperhatikan fungsi
biaya.
Perhitungan tiap-tiap Fungsi biaya dilakukan sebagai berikut: Biaya total
(TC) pertahun adalah biaya tetap (FC) ditambah biaya variabel (VC, tergantung
jumlah murid). Sedangkan biaya rata-rata (AC) adalah (TC) dibagi dengan jumlah
output. Maka (AC) akan rendah bila jumlah siswa tinggi.
Biaya marjinal (MC) adalah tambahan biaya yang terjadi karena ada penambahan
unit costs/murid yang mendaftar. Hubungan antara AC dan MC bervariasi antar berbagai
institusi dan tergantung dari bentuk costs function, yakni yang berkaitan
antara cost dengan size. Ada tiga kemungkinan dimana AC dan MC mungkin berubah
(naik, turun, atau tetap) sebagai hasil kenaikan mmurid yang mendaftar,
tergantung dari:
• Berapa FC dan VC terkait dengan jumlah siswa
• Apakah sumber daya dapat secara penuh
digunakan atau apakah ada kapasitas yang tidak digunakan, yang berarti jumlah
siswa dapat meningkat tanpa perlu menambah FC
• Proporsi FC dan VC akan menentukan hubungan
antara MC dan AC
Ada tiga
macam bentuk AC dan MC yaitu:
• Constans return to scale (AC=MC, dimana AC
sama, tidak tergantung jumlah unit)
• Economies of scale (average cost menurun akibat jumlah unit bertambah, sehingga
MC<AC)
• Diseconomies of scale/decreasing return of scale (MC >AC, sehingga AC meningkat bila
jumlah unit bertambah)
Walaupun penghitungan MC di sektor pendidikan sulit diukur secara tepat,
juga kompleksitas kaitan antara ukuran dan biaya, konsep-konsep AC dan MC serta
FC dan VC sangat penting dalam menganalisa biaya.
4. Biaya
Privat vs Biaya Sosial Pendidikan
Perbedaan antara biaya privat dan biaya sosial ditentukan oleh besarnya
subsidi pemerintah terhadap pendidikan, seperti di beberapa negara dimana
pendidikan dasar dan menengah diberikan gratis, sehingga direct private
cost atau juga yang disebut biaya personal hanya terbatas untuk membeli
buku, seragam, dan transport.
Kalau jenis pendidikan tersebut bersifat wajib, maka tidak ada private
opportunity cost dalam bentuk pendapatan yang hilang karena melanjutkan
pendidikan, paling hanya dari biaya pajak yang dikenakan pemerintah secara
implisit. Hal ini umumnya tidak berlaku untuk postcompulsory education
dimana earnings dan output forgone yang menjadi faktor
penting yang dipertimbangkan pemerintah bila akan mengubah kebijakan minimum
school-leaving age.
5. Joint
Costs Pendidikan
Konsep ini muncul untuk menilai implikasi dari berbagai produk yang
dihasilkan oleh pendidikan (seperti cognitive dan noncognitive
outputs) atau oleh pendidikan tinggi (teaching dan research).
Karena sulit diukur single unit cost untuk single output/product.
Contoh: beberapa input menghasilkan dua atau lebih output, seperti misalnya
bangunan-bangunan sekolah, administrasi pusat, perpustakaan-perpustakaan, dan
lain-lain.
6.
Pendekatan Kecukupan (Adequacy Approach)
Pengukuran biaya pendidikan seringkali menitikberatkan kepada ketersediaan
dana yang ada namun secara bersamaan seringkali mengabaikan adanya standar
minimal untuk melakukan pelayanan pendidikan.
Konsep pendekatan kecukupan menjadi penting karena memasukan berbagai
standar kualitas dalam perhitungan pembiayaan pendidikan. Oleh karenanya,
berdasarkan berbagai tingkat kualitas pelayanan pendidikan tersebut dapat
ditunjukkan adanya variasi biaya pendidikan yang cukup ideal untuk mencapai
standar kualitas tersebut.
Analisis kecukupan biaya pendidikan ini telah digunakan di beberapa negara
bagian Amerika Serikat untuk mengalokasikan dana pendidikan. Berbagai studi di Indonesia
telah pula mencoba memperhitungkan biaya pendidikan berdasarkan standar
kecukupan.
Perhitungan biaya pendidikan berdasarkan pendekatan kecukupan ditentukan
oleh beberapa faktor, diantaranya:
• Besar kecilnya sebuah institusi pendidikan
• Jumlah siswa
• Tingkat gaji guru (karena bidang pendidikan
dianggap sebagai highly labour intensive)
• Rasio siswa dibandingkan jumlah guru
• Kualifikasi guru
• Tingkat pertumbuhan populasi penduduk
(khususnya di negara berkembang)
• Perubahan dari pendapatan (revenue theory
of cost)
PENUTUP
Biaya produksi yang terlalu tinggi
akan berakibat harga pokok produksinya menjadi besar dan hal ini akan
mengakibatkan tingginya harga jual produk. Dalam dunia pendidikan faktor
ekonomi cukup menentukan keberhasilan pendidikan sebab dengan ekonomi yang memadai
dapat memenuhi semua fasilitas dan aktivitas dunia pendidikan.
Konsep
produksi di bidang pendidikan sebenarnya tidak berbeda dengan konsep produksi
di perusahaan manufaktur. Hanya berbeda dari a set of inputs (seperti waktu
siswa dan pengajar, buku, jasa dari capital asset seperti bangunan
sekolah) ada a set of outputs (seperti kemampuan kognitif, sosialisasi,
ilmu baru). Transformasi input menjadi output ini jelas bukan tanpa biaya, baik
dari sisi pengeluaran dalam bentuk uang (monetary exspenditures) maupun
kesempatan yang dikorbankan agar transformasi ini terjadi padahal dapat dipakai
untuk alternatif penggunaan yang lain (opportunity cost: seperti pendapatan
yang seharusnya diperoleh bila siswa tidak melanjutkan pendidikan tinggi dan
biaya modal dari durable assets).
DAFTAR PUSTAKA
3.
http://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.com/2013/07/fungsi-produksi-dalam-pendidikan.html
4.
Fattah, Nanang 2001. “Studi Tentang
Pembiayaan Pendidikan
Sekolah Dasar” http://google.com/htm, download tanggal 8 September 2006.
5. Basuki Wibawa 2017, Manajemen Pendidikan Teknologi Kejuruan dan Vokasi.
Bumi Aksara Group, Jakarta.
Langganan:
Postingan (Atom)